Hypnosis = alamiah = ilmiah

Setiap orang pernah mengalami kondisi hipnosis karena memang hipnosis merupakan fenomena yang alamiah. Hipnosis sama halnya ketika anda mengalami pengalaman – pengalaman seperti ini :
• Anda menonton sinetron, hingga anda terhanyut sampai anda ikut menangis ketika tokoh idola anda dianiaya.
• Anak anda asyik main game play station, hingga anak anda lupa waktu.
• Anda asyik membaca buku, hingga tidak mendengar ketika dipanggil teman anda.
• Anda tidak merasa sakit tergores kaki anda sampai berdarah, ketika anda berjalan dan asyik dengan sesuatu yang anda kerjakan.
• Dalam tidur anda bermimpi, sehingga dalam mimpi anda menganggap apa yang anda hadapi adalah nyata.
• Anda khusyu’ dalam doa dan dzikir yang membuat anda hanya fokus pada Tuhan anda.
• Anda meditasi, hingga merasakan diri anda seperti terbang (lavitasi)

Trance adalah fenomena yang normal dan alami, dalam kehidupan sehari-hari semua orang sering mengalami trance tanpa disadari, yaitu ketika sedang menonton film yang menarik, menyetir mobil, membaca buku, bekerja di depan komputer dll. Ormond Mc Gill seseorang yang dijuluki Dekan Hipnosis Amerika mengatakan ”Tidak mudah memberi pengertian tentang HIPNOSIS, namun HIPNOSIS tak ubahnya seperti listrik, sedikit orang yang bisa menjelaskannya dengan mudah, namun yang jelas listrik memiliki DAYA yang dapat dimanfaatkan”. Dari hal tersebut, kita bisa lebih menempatkan bahwa fenomena hipnosis bukanlah hal yang mistis atau melibatkan sesuatu hal yang gaib.


Hipnotis = Ilmiah

Hipnosis didefinisikan sebagai suatu kondisi pikiran dimana fungsi analisis logis pikiran direduksi sehingga memungkinkan individu masuk ke dalam kondisi bawah sadar (sub-conscious / unconcious), di mana tersimpan beragam potensi internal yang dapat dimanfaatkan untuk lebih meningkatkan kualitas hidup. Individu yang berada pada kondisi hipnotic atau “hypnotic trance” lebih terbuka terhadap sugesti dan dapat dinetralkan dari berbagai rasa takut berlebihan (phobia), trauma ataupun rasa sakit. Individu yang mengalami hipnosis masih dapat menyadari apa yang terjadi di sekitarnya berikut dengan berbagai stimulus yang diberikan oleh therapist.

Terapi hipnosis (hypnotherapy) kini merupakan fenomena ilmiah, namun hingga kini masih belum terdapat definisi yang jelas, bagaimana sebenarnya mekanisme kerja hypnotherapy. Beberapa ilmuwan berspekulasi bahwa hypnotherapy menstimulir otak untuk melepaskan neurotransmiter, zat kimia yang terdapat di otak, encephalin dan endhorphin yang berfungsi untuk meningkatkan mood sehingga dapat merubah penerimaan individu terhadap sakit atau gejala fisik lainnya.
Sementara menurut Profesor John Gruzelier, seorang pakar psikologi di Caring Cross Medical School, London, guna menginduksi otak dilakukan dengan memprovokasi otak kiri untuk non aktif dan memberikan kesempatan kepada otak kanan untuk mengambil kontrol atas otak secara keseluruhan. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat otak fokus pada suatu hal secara monoton menggunakan suara dengan intonasi datar (seolah-olah tidak ada hal penting yang perlu diperhatikan).
Secara umum mekanisme kerja hypnotherapy sangat terkait dengan aktivitas otak manusia. Aktivitas ini sangat beragam pada setiap kondisi yang diindikasikan melalui gelombang otak yang dapat diukur menggunakan alat bantu EEG (Electro Encephalo Graphs). Berikut diuraikan berbagai gelombang otak disertai dengan aktifitas yang terkait:

1. Beta ( 14 - 25 Hz) (normal)
Gelombang otak Beta dominan terjadi pada seseorang yang sedang melakukan aktifitas : Atensi, kewaspadaan, kesigapan, pemahaman, kondisi yang lebih tinggi diasosiasikan dengan kecemasan, dan ketidak nyamanan.

2. Alpha (8 – 13 Hz) (meditatif)
Gelombang otak Alpha dominan terjadi pada seseorang yang sedang melakukan aktifitas : Relaksasi, pembelajaran super, fokus relaks, kondisi trance ringan, peningkatan produksi serotonin, kondisi pra-tidur, meditasi, awal mengakses pikiran bawah sadar (unconscious).

3. Theta (4 – 7 Hz) (meditatif)
Gelombang otak Theta dominan terjadi pada seseorang yang sedang melakukan aktifitas : Tidur bermimpi (tidur REM/Rapid Eye Movement), peningkatan produksi catecholamines (sangat vital untuk pembelajaran dan ingatan), peningkatan kreatifitas, pengalaman emosional, berpotensi terjadinya perubahan sikap, peningkatan pengingatan materi yang dipelajari, hypnogogic imagery, meditasi mendalam, lebih dalam mengakses pikiran bawah sadar (unconscious).

4. Delta (0,5 – 3 Hz) (tidur lelap)
Gelombang otak Delta dominan terjadi pada seseorang yang sedang melakukan aktifitas : Tidur tanpa mimpi, pelepasan hormon pertumbuhan, kondisi non fisik, hilang kesadaran pada sensasi fisik, akses ke pikiran bawah sadar (unconscious) dan memberikan sensasi yang sangat mendalam ketika diinduksi dengan holosinc. ..................

disarikan dari buku THE REAL ART OF HYPNOSIS penerbit Gagas Media

0 Responses to Hypnosis = alamiah = ilmiah

kirim komentar anda

Nama kamu :
Email kamu :
Tentang :
pesan :
Image (case-sensitive):